-->

Life Style

03. Kisah Nabi Nuh AS.

03. Kisah Nabi Nuh AS.

Kisah Nabi Nuh AS
Nabi Nuh adalah Nabi keempat sesudah Nabi Adam. Ia keturunan kesembilan dari Nabi Adam as. Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dalam masa kekosongan antara dua rasul. Dalam masa kekosongan itu biasanya manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama Allah. Mereka kembali menjadi musyrik, meninggalkan kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan....

Nabi Nuh diutus ke tengah-tengah masyarakat yang sedang menyembah berhala. Berhala itu sebenarnya adalah patung-patung buatan mereka sendiri. Menurut mereka berhala itu mempunyai kekuatan ghaib diatas manusia. Dan mereka menamakannya sesuai dengan selera mereka sendiri. Kadang-kadang mereka namakan Waad dan Suwa kadang Yaguts dan kadang Ya'ug dan Nasr.

Nabi Nuh adalah orang cerdas dan sabar. Ia mengajak kaumnya untuk berpikir. Ia mengajak kaumnya melihat alam semesta ciptaan Allah. Langit dengan bulan, bintang dan mataharinya. Bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa hewan tumbuhan dan air yang mengalir. Pergantian siang dan malam. Semua itu menjadi bukti dan tanda kekuasaan dan keesaan Allah.

Nabi Nuh juga memberikan kabar akan adanya ganjaran berupa surga dan kenikmatannya bagi mereka yang beramal shaleh, dan balasan siksa neraka bagi mereka yang membangkang atas perintah Allah, yaitu mereka yang mungkar dan bergelimang dalam dosa dan kemaksiatan.

Dakwah Nabi Nuh dilakukan dengan giat siang dan malam. Baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Beliau termasuk orang yang cerdas, fasih berbicara, tajam pemikirannya, pandai berdiskusi, bersifat sabar dan tenang. Nabi Nuh diangkat menjadi rasul ketika berusia 450 tahun dan wafat pada usia 950 tahun, dengan demikian Nabi Nuh berdakwah kepada umatnya selama lima abad atau 500 tahun. Meski demikian pengikut Nabi Nuh yang beriman hanya sedikit yaitu kurang dari seratus orang.

Ummat Nabi Nuh banyak yang ingkar. Jika Nabi Nuh mengajak beribadah kepada Allah dan menegakkan tauhid ummatnya selalu menentang dan mengejeknya.

Para pengikut Nabi Nuh kebanyakan hanya para fakir miskin, atau golongan ekonomi lemah. Para bangsawan, orang-orang kaya dan terpandang di masyarakat malah memusuhinya.

Pada suatu ketika orang-orang kafir hendak menipu Nabi Nuh. Mereka mengatakan bersedia mengikuti Nabi Nuh asalkan Nabi Nuh mau mengusir para pengikutnya yang terdiri dari orang-orang miskin. Namun Nabi Nuh dengan tegas menolak permintaan orang-orang kaya itu.

Kecerdasan dan kefasihan Nabi Nuh mengalahkan segala hujah orang-orang kafir. Akhirnya orang-orang kafir itu jengkel dan menantang Nabi Nuh.

Mereka berkata : “Hai Nuh! Sesungguhnya kamu telah membantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang, bantahanmu terhadap kami, maka datanglah kepada kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”

Nabi Nuh menjawab : “Hanya Allah yang akan mendatangkan adzab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri. Tidaklah bermanfaat nasihatku kepadamu jika Allah ternyata hendak menyesatkanmu. Dia adalah Tuhanmu, dan kepadaNyalah kamu dikembalikan.” 

Demikian keterlaluannya kaum Nabi Nuh itu mengingkari ajaran Tuhan. Mereka bahkan mengejek dan menghina Nabi Nuh sebagai orang bodoh dan gila.

Namun Nabi Nuh sebagai utusan Allah tetap melaksanakan tugasnya. Dan orang-orang kafir makin keras menentangnya. Mereka bahkan mengancam Nabi Nuh.

“Sungguh jika kamu tidak mau berhenti berdakwah, “kata mereka : “Maka kami akan merajammu beramai-ramai.”

Setelah dakwah yang disampaikan menemui jalan buntu, dan pengikutnya tidak bertambah maka Nabi Nuh mengadukan kaumnya itu kepada Allah :

Berdo'a Nabi Nuh : “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas permukaan bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka tidak akan melahirkan, selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.”....

Allah mengabulkan do'a Nabi Nuh. Allah memberi petunjuk agar Nabi Nuh membuat kapal yang sangat besar. Dengan perahu itu Nabi Nuh dan kaumnya yang beriman akan selamat. Sedang kaumnya yang ingkar akan ditenggelamkan dengan banjir yang sangat besar, sehingga tak ada seorang pun dari mereka yang selamat. Semua akan binasa.

Selagi Nabi Nuh dan pengikutnya membuat kapal di atas bukit, kaumnya yang ingkar mengolok-olok dan mengejeknya.

“Lihat! Nuh semakin gila saja, masak kemarau panas begini membuat perahu, di atas bukit lagi. Sungguh dia sudah miring otaknya.”

Di antara mereka bahkan ada yang berani buang kotoran di dalam kapal yang belum selesai di buat itu. Tentu hal itu mereka lakukan ketika Nabi Nuh dan pengikutnya sedang tidak ada di tempat pembuatan kapal. Namun akibatnya perut mereka yang buang kotoran itu menjadi sakit. Tak seorangpun bisa menyembuhkannya. Dengan merengek-rengek mereka minta Nabi Nuh untuk mengobatinya. Nabi Nuh hanya menyuruh mereka membersihkan kapal yang mereka kotori. Sesudah itu mereka pun sembuh dari sakit perutnya.


Banjir Besar Memusnahkan Orang-Orang Kafir
Sesuai dengan wahyu Allah. Nabi Nuh mengajak kaumnya memasuki kapal yang telah selesai dibuat. Nabi Nuh juga membawa berbagai pasang binatang dalam kapalnya itu.

Tidak berapa lama sesudah Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman memasuki kapal maka langit yang tadinya cerah berubah menjadi hitam. Mendung tampak tebal sekali seiring angin kencang yang mulai berhembusan. Bersamaan dengan turunnya hujan lebat, air dari dalam bumi memancar pula ke permukaan....

Hujan turun dengan lebatnya. Belum pernah ada hujan turun selebat itu. Bagaikan dicurahkan dari atas langit. Rumah-rumah mulai terendam air, angin kencang dan badai menambah kepanikan semua orang.

Dari kejauhan Nabi Nuh melihat salah seorang putranya yaitu Kan'an sedang berlari menuju puncak gunung. Nabi Nuh memanggil anaknya itu.

“Hai anakku, kemarilah. Naiklah ke kapalku maka kau akan selamat!”

“Tidak! Aku akan berlari ke atas bukit sana, aku pasti akan selamat!”

“Anakku! Pada hari ini tidak ada seorangpun dapat menyelamatkan diri dari adzab Allah!”

Tapi Kan'an dengan sombongnya terus berlari. Ia tak menghiraukan panggilan ayahnya. Ia mengira banjir itu hanya bencana alam biasa yang segera reda, maka ia terus berlari mendaki puncak gunung. Memang Kan'an tidak mau mengikuti ajaran Nabi Nuh. Ia lebih suka hidup bersama orang-orang kafir, karena itu ia tak mau menumpang kapal Nabi Nuh.!

Nabi Nuh merasa trenyuh, sedih dan berduka. Bagaimanapun Kan'an adalah putranya sendiri. Maka ia berdo'a kepada Allah agar Kan'an diselamatkan. Namun Allah menolak permintaan Nabi Nuh. Sebab Kan'an itu walaupun putra Nabi Nuh sendiri, ia anak yang durhaka, tidak mau beriman.

Berdasarkan suatu riwayat Kapal yang membawa Nabi Nuh dan para pengikutnya itu berlayar selama 40 hari, sesudah itu banjir mereda. Kapal Nabi Nuh terdampar disebuah puncak gunung yang dahulu disebut gunung Jody. Ternyata di zaman sekarang yang dimaksud gunung Jody itu berada di wilayah Turki. Para ilmuwan telah menemukan fosil kapal Nabi Nuh tersebut, dengan demikian agama bukanlah dongeng belaka, agama adalah keyakinan yang benar, cerita tentang para Nabi dan Rasul adalah benar.

Nabi Nuh dan pengikutnya diperintahkan turun dari kapalnya. Demikian pula beraneka pasang binatang yang ada di dalam kapal.

Dengan demikian binasalah orang-orang kafir yang menentang Nabi Nuh. Hanya para pengikut Nabi Nuh yang hidup dan menempati bumi sebagai penghuninya.

Sejarah tentang Nabi Nuh dan kapalnya tersebut membuat peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam 'Noah's Ark Ministries International' ingin membuktikannya sehingga mereka selama bertahun-tahun mencari sisa-sisa perahu legendaris tersebut.

Setelah bertahun-tahun mencari sisa-sisa kapal Nabi Nuh, tepatnya 26 April 2010 mereka mengumumkan telah menemukan perahu Nabi Nuh di Turki. Mereka menemukan sisa-sisa kapal Nabi Nuh di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri dan Gunung Ararat, di Turki Timur.

Bahkan mereka mengklaim telah masuk dan mengambil foto-foto dari sisa-sisa kapal Nabi Nuh. Menurut para peneliti speciman yang mereka ambil memiliki usia karbon 4.800 tahun, cocok dengan apa yang digambarkan dalam sejarah, yang jelas jika kapal yang mereka temukan adalah kapal Nabi Nuh asli maka mereka telah menemukan kapal paling bersejarah didunia. Kapal Nabi Nuh.

Sebenarnya ada beberapa cerita yang menarik sebelum ditemukannya kapal Nabi Nuh tersebut, pada tahun 2006 citra satelit secara detil menunjukan benda mirip kapal yang diduga kapal Nabi Nuh itu adalah gunung yang dilapisi salju. Bahkan pilot pesawat tempur Turki dalam sebuah misi NATO, mengaku melihat benda besar seperti perahu di Dogubayazit, Turki. Semoga saja dengan penemuan arkeologi kapal Nabi Nuh tersebut, kita lebih sadar dan yakin akan kebenaran agama dan besarnya kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

0 Response to "03. Kisah Nabi Nuh AS."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel