Kisah Cinta 100 Hari
Jumat, 27 September 2013
Comment
Kisah ini bermula dari perkenalan Peter dan Tina, yang sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asik bercanda ria dengan kek...
asih mereka masing-masing.
Tina: “Huuaahh bosen banget! Aku berharap Aku bisa punya pacar yang bisa berbagi denganku”.
Peter: “Hmm kayanya cuma tinggal kita berdua yang masih jomblo. Cuma kita berdua yang sama2 belum punya pasangan”.
(Keduanya mengeluh dan diam beberapa saat)
Tina: “Aku punya ide bagus, gimana kalau kita adakan permainan?”.
Peter: “Eh? Permainan apa?”.
Tina: “Gampang, Aku jadi pacar Kamu, Kamu jadi pacar Aku. Tapi cuma buat 100 hari. Gimana menurut Kamu?”.
Peter: “Boleh juga. Lagian Aku juga ga punya rencana apa2 buat beberapa bulan kedepan”.
Tina: “Klo gitu semangat dong! Hari pertama kita jadian nih. Mau jalan2 ke mana kita?”.
Peter: “Gimana klo kita nonton aja? Filmnya lagi bagus2 tuh di bioskop”.
Tina: “Wah boleh juga, habis nonton kita karaoke yuk!”.
Peter: “Boleh juga! Aku pengen denger suara Kamu. Hehe”.
(Mereka pun pergi nonton dan berkaraoke. Setelah itu Peter mengantarkan Tina pulang malam harinya)
Hari ke 2 . . .
Peter dan Tina menghabiskan waktu berdua di sebuah cafe. Mereka bercanda sambil mengobrol. Suasana cafe yang remang2 dan lantunan suara musik yang syahdu membawa hati mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang, Peter membelikan sebuah kalung perak berliontin bintang untuk Tina.
Hari ke 3 . . .
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk sahabat Peter. Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan untuk membeli sebuah miniatur mobil2an. Setelah itu mereka beristirahat di
food court. Makan sepotong kue dan segelas jus berdua dan mulai berpegangan tangan untuk pertama kalinya.
Hari ke 7 . . .
Peter dan Tina bermain bowling. Tangan Tina terasa sakit karena tidak pernah bermain bowling sebelumnya.
Peter memijit-mijit tangan Tina dengan lembut.
Hari ke 25 . . .
Peter mengajak Tina makan malam di Ancol Bay. Bulan sudah menampakan diri, langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya.
Mereka duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Tina memandang langit dan melihat bintang jatuh. dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.
Hari ke 41 . . .
Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue ulang tahun untuk Peter. Bukan kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Peter terharu menerima kue itu dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.
Hari ke 67 . . .
Menghabiskan waktu di Dufan. Naik Halilintar, makan es krim bersama dan mengunjungi stand permainan.
Peter menghadiahkan sebuah boneka Teddy Bear untuk Tina dan Tina membelikan sebuah pulpen untuk Peter.
Hari ke 72 . . .
Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari Negeri China. Tina penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal. Sang peramal hanya mengatakan,
“Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang”.
Kemudian peramal itu meneteskan air mata sambil menggenggam tangan Peter dan Tina.
Hari ke 84 . . .
Peter mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai.
Pantai Anyer sangat sepi karena bukan waktunya liburan bagi orang lain. Mereka melepaskan alas kaki dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan
tangan, merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka. Matahari terbenam dan mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.
Hari ke 99 . . .
Peter memutuskan untuk menjalankan hari ini dengan santai dan sederhana. Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah bangku di taman kota.
Jam 15.20 . . .
Tina: “Aku haus, duduk dulu yuk sebentar!”.
Peter: “Duduk di sini. Aku beli minuman dulu ya. Kamu mau minum apa?”.
Tina: “Aku aja yang beli. Kamu kan cape habis nyetir seharian. Sebentar yaa”.
Peter mengangguk, karena kakinya memang sudah pegal setelah menyetir. Karena di Jakarta selalu macet dimana-mana.
Jam 15.30 . . .
Peter sudah menunggu selama 10 menit dan Tina belum kembali juga.
Tiba-tiba seseorang yang tidak dikenal berlari ke arahnya dengan wajah panik.
Peter: “Ada apa Pak?”.
Bapak: “Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Sepertinya perempuan itu adalah temanmu”.
Peter segera berlari bersama dengan Bapak itu. Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari siang, tergeletak tubuh Tina bersimbah darah,
masih memegang botol minumannya. Peter segera melarikan mobilnya membawa Tina ke rumah sakit
terdekat.
Peter duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit. Seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.
Jam 23.53 . . .
Dokter: “Maaf, kami sudah melakukan yang terbaik.
Saat ini dia masih bernafas, namun Yang Maha Kuasa akan segera menjemputnya. Kami menemukan surat ini di dalam kantung bajunya”.
Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Peter dan dia segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Tina. Wajah Tina pucat tetapi terlihat damai.
Peter duduk disamping pembaringan Tina dan menggenggam tangan Tina dengan erat. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Peter merasakan torehan
luka yang sangat dalam di hatinya.
Butiran air mata mengalir dari kedua
matanya. Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Tina untuknya.
Dear Peter . .
Hari ke 100 kita sudah hampir berakhir. Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu. Walaupun kadang-kadang Kamu jutek, ketus dan tidak bisa ditebak, tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku. Aku sudah menyadari bahwa Kamu adalah pria yang sangat berharga dalam hidupku. Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi sebelumnya.
Sekarang Aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang hari-hari kebersamaan kita.
Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh malam itu di pantai, Aku ingin Kamu menjadi cinta sejati dalam
hidupku. Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap Kamu juga bisa berada disisiku seumur hidupku.
Peter, Aku sangat sayang padamu.
Jam 23.58 . .
Peter: “Tina, apakah Kamu tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat meniup lilin ulang tahunku?
Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya. Tina, Kamu tidak bisa meninggalkan Aku! Hari yang kita lalui baru berjumlah 99 hari! Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari bersama-sama! Aku juga sayang padamu Tina. Jangan tinggalkan Aku, jangan biarkan Aku kesepian! Tina, Aku sayang Kamu!”.
Jam dinding berdentang 12 kali . .
Jantung Tina berhenti berdetak . .
Hari itu adalah hari ke 100 . .
" Katakan perasaanmu pada orang yang Kamu sayangi sebelum terlambat.
Kamu tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok.
Kamu tidak akan pernah tahu siapa yang akan meninggalkanmu dan tidak akan pernah kembali lagi "
Dear Friends . .
Tahukah Kamu kalau orang yang kelihatan begitu tegar hatinya, adalah orang yang sangat lemah dan butuh
pertolongan?
Tahukah Kamu kalau orang yang terlihat sangat sabar, perhatian dan penuh pengertian, sebenarnya dia juga
mengeluh?
Tahukah Kamu kalau orang yang menghabiskan waktunya untuk melindungi orang lain adalah justru
orang yang sangat butuh seseorang untuk melindunginya?
Tahukah Kamu kalau tiga hal yang paling sulit untuk diungkapkan adalah :
"Aku cinta Kamu, Maaf, dan tolong Aku".
Tahukah Kamu kalau Kamu menolong seseorang, pertolongan tersebut akan dikembalikan dua kali lipat?
Tahukah Kamu bahwa lebih mudah mengatakan perasaan Kamu dalam tulisan dibandingkan mengatakan kepada
seseorang secara langsung? Tapi tahukah Kamu bahwa hal itu akan lebih bernilai saat Kamu mengatakannya
dihadapan orang tersebut?
Tahukah Kamu kalau Kamu memohon sesuatu dengan keyakinan, keinginan Kamu pasti dikabulkan?
Tahukah Kamu bahwa Kamu bisa mewujudkan impianmu, seperti jatuh cinta, menjadi kaya, selalu sehat. Dan jika
Kamu memintanya dengan keyakinan, dan jika Kamu benar-benar tahu, Kamu akan terkejut dengan apa yang bisa Kamu lakukan.
Tapi jangan percaya semua yang saya katakan, sebelum Kamu mencobanya sendiri, jika Kamu tahu seseorang yang benar2 butuh sesuatu yang telah saya sebutkan diatas, dan Kamu tahu Kamu bisa menolongnya, Kamu akan melihat bahwa pertolongan tersebut akan dikembalikan dua kali lipat . .
0 Response to "Kisah Cinta 100 Hari"
Posting Komentar