Berkebun dari Istana
Jumat, 30 Desember 2016
Sebagai putra dari mantan kadi, Abu Nawas pun ditunjuk oleh raja menjadi kadi juga menggantikan ayahnya yang telah meninggal dunia. Namun dengan sopan Abunawas menolaknya.
Dan karena jabatan baru tersebut, Abu Nawas harus menghabiskan waktu lebih banyak di istana karena setiap saat raja membutuhkannya untuk berdiskusi, Abu Nawas tada dan siap.
Otomatis waktu bersama dengan istrinya sangat sedikit sekali. Biasanya untuk mengobati rasa rindu, Abu Nawas mengirimkan surat kepada istrinya dan begitu pula sebaliknya.
Namun belakang ini, surat-surat yang akan dikirim rupanya telah dibaca terlebih dahulu oleh pengawal bahkan terkadang oleh ketua pengawal raja sendiri. Padahal surat tersebut bersifat privasi.
Abu Nawas geram, dan menyusun taktik agar si pembaca suratnya jera. Dan hari yang ditunggu pun telah tiba manakala sang istri menanyakan,
"Suamiku, kapan saatnya menanam di kebun kita?, "tanya istri.
"Istriku sayang, janganlah sekali-kali menanam di kebun kita karena di situ aku menyimpan rahasia negara," kata Abu Nawas.
Jawaban yang singkat tersebut membuat terkejut para pengawal raja. Secara diam-diam, para pengawal pergi ke kebun Abu Nawas dan mencangkul seluruh sudut kebun tersebut.
Namun apa yang terjadi?
Mereka tak menemukan apa-apa selain lelah, keringat bercucuran saja.
Pada keesokan harinya, istri Abu Nawas kembali mengirimkan surat dan mengabarkan kejadian yang terjadi di kebun. Surat tersebut kembali disensor oleh pengawal.
Begini isi suratnya,
Suamiku, kemarin beberapa prajurit dan pengawal raja datang datang ke rumah serta menggali setiap sudut kebun kita."
Balasan surat,
"Nah, sekarang kebun kita sudah dicangkuli dan kita siap menanaminya."
Istri Abu Nawas kini dapat memulai menanam di kebun tanpa perlu susah payah mencangkul.
Sementara itu, rupanya raja mengetahui akan kelakuan pengawal-pengawalnya. Raja menilai pengawalnya tak memberikan data atau berita yang akurat.
Karenanya, raja memberhentikan mereka semua. Keputusan ini disambut gembira oleh Abu Nawas. Kini surat-suratnya benar-benar aman terkendali.
- Cara Setan Menghilangkan Iman
- Kisah Malaikat Penjaga Laut
- Menghindari Hujan
- Minta Tolong Pada Lalat
- Pertanyaan Sama Jawaban Berbeda | Bilamana Berdoa
- Hakim Bertobat Berkat Hadiah
- Mengajari Keledai Membaca
- Dimanakah Allah Bersemayam
- Menipu Gajah Ajaib
Dan karena jabatan baru tersebut, Abu Nawas harus menghabiskan waktu lebih banyak di istana karena setiap saat raja membutuhkannya untuk berdiskusi, Abu Nawas tada dan siap.
Otomatis waktu bersama dengan istrinya sangat sedikit sekali. Biasanya untuk mengobati rasa rindu, Abu Nawas mengirimkan surat kepada istrinya dan begitu pula sebaliknya.
Namun belakang ini, surat-surat yang akan dikirim rupanya telah dibaca terlebih dahulu oleh pengawal bahkan terkadang oleh ketua pengawal raja sendiri. Padahal surat tersebut bersifat privasi.
Abu Nawas geram, dan menyusun taktik agar si pembaca suratnya jera. Dan hari yang ditunggu pun telah tiba manakala sang istri menanyakan,
"Suamiku, kapan saatnya menanam di kebun kita?, "tanya istri.
"Istriku sayang, janganlah sekali-kali menanam di kebun kita karena di situ aku menyimpan rahasia negara," kata Abu Nawas.
Jawaban yang singkat tersebut membuat terkejut para pengawal raja. Secara diam-diam, para pengawal pergi ke kebun Abu Nawas dan mencangkul seluruh sudut kebun tersebut.
Namun apa yang terjadi?
Mereka tak menemukan apa-apa selain lelah, keringat bercucuran saja.
Cangkulan Gratis
Pada keesokan harinya, istri Abu Nawas kembali mengirimkan surat dan mengabarkan kejadian yang terjadi di kebun. Surat tersebut kembali disensor oleh pengawal.
Begini isi suratnya,
Suamiku, kemarin beberapa prajurit dan pengawal raja datang datang ke rumah serta menggali setiap sudut kebun kita."
Balasan surat,
"Nah, sekarang kebun kita sudah dicangkuli dan kita siap menanaminya."
Istri Abu Nawas kini dapat memulai menanam di kebun tanpa perlu susah payah mencangkul.
Sementara itu, rupanya raja mengetahui akan kelakuan pengawal-pengawalnya. Raja menilai pengawalnya tak memberikan data atau berita yang akurat.
Karenanya, raja memberhentikan mereka semua. Keputusan ini disambut gembira oleh Abu Nawas. Kini surat-suratnya benar-benar aman terkendali.